SUMBAR | Euforia tengah melanda masyarakat Indonesia. Bukan hanya pecandu sepakbola yang bahagia. Mereka bangga dengan prestasi yang ditorehkan oleh Timnas Sepakbola U-23. Khusus Sumatera Barat, salah satu pemainnya adalah menantu dari politisi asal Sumbar, Andre Rosiade.
Meski gagal di gelaran Piala Dunia akibat dihentikan oleh Timnas Guinea pada babak Play Off di Paris, prestasi timnas sudah sangat luar biasa. Apalagi kebangkitan sepkbola Indonesia terjadi di era sepakbola modern dimana olahraga berpadu dengan kemajuan teknologi.
“Sudah sepantasnya euphoria ini dimanfaatkan sedemikian rupa untuk memoles lagi tim sepakbola di daerah kita. Semangat yang menyala-nyala sekarang dijadikan momentum indah untuk rekonstruksi olahraga sepakbola Sumatera Barat. Latihan dan pertandingan berjenjang perlu dihidupkan lagi untuk memajukan pesepakbolaan Sumbar,” ujar Anggota DPD RI, H. Leonardy Harmainy Dt. Bandaro Basa, S.IP., MH.
Sebagai orang yang pernah bersama Pendawa Lima mengantarkan PSP Padang melaju ke Divisi Utama PSSI pada Tahun 1996 ini menegaskan perlunya dukungan yang makin kuat terhadap tim sepakbola. Terutama dukungan finansial yang bisa didapatkan dari Badan Usaha Milik Negara, maupun badan usaha milik Daerah,milik swasta.
Ajakan Leonardy ini sejalan dengan transformasi yang dicanangkan Ketua Umum PSSI Erick Thohir sekaitan manajerial dan pelaksanaan liga di ajang Kongres Biasa PSSI 2024 beberapa waktu lalu. Akan digalang kolaborasi antara PSSI, pemerintah, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya. Erick ketika itu juga mendorong pembentukan Liga 4 sebagai langkah terobosan untuk memajukan mutu sepak bola di Tanah Air. Sumbar pun bisa memanfaatkan momen ini dengan sebaik-baiknya.
Lebih jauh Leonardy mengungkapkan, rencana Erick Tohir mendapat dukungan Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri, Restuary Daud, yang mewakili Mendagri Tito Karnavian. Kemendagri akan aktif mendorong pemerintah daerah untuk memperkuat kebijakan dan alokasi anggaran guna pengembangan sepak bola guna mendukung Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional.
“Momentum ini harus mampu kita manfaatkan sebaik-baiknya,” tegas Ketua Badan Kehormatan DPD RI itu.
Leonardy mencontohkan, patut ditiru langkah berani dalam merekrut para pemain naturalisasi untuk memperkuat skuad timnas.Pemain naturalisasi ini adalah pemain asing yang beralih kewarganegaraan menjadi WNI karena hubungan darah keturunan Indonesia dari kakek atau nenek sesuai Undang-undang No 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, tapi mereka memiliki komitmen tinggi membela timnas Indonesia. Maka langkah ini dapat diterapkan juga untuk pemain sepakbola daerah kita seperti Semen Padang FC dan PSP Padang dapat pula mempunyai banyak pemain naturalisasi ini.
“Dengan kebersamaan kita, upaya mendatangkan pemain sepakbola yang dinaturalisasi ini bisa dilakukan untuk mendongkrak prestasi sepakbola Sumatera Barat. Kita pun harus tetap menyiapkan pemain pelapis dari putra-putra terbaik dari berbagai daerah di Sumatera barat,” ujarnya.
Makin hidupnya perkembangan sepakbola di Sumatera Barat, maka diharapkan lahir bibit-bibit pesepakbola handal yang akan memperkuat nagarinya, kecamatannya, kota/kabupatennya, provinsinya. Mereka bisa berlaga di kancak sepakbola profesional yang akan memperkuat tim sepakbola yang akan menorehkan prestasi di tingkat nasional, regional bahkan internasional.
Hidupkan lagi turnamen sepakbola di daerah kita. Pertandingan sepakbola tingkat nagari/desa/kelurahan, tingkat kecamatan, tingkat kabupaten, atau tingkat Sumbar. Dari pertandingan itulah dijaring bibit-bibit pesepakbola tadi.
Terkait dukungan terhadap turnamen sepakbola ini, Leonardy mengakui bahwa pihaknya terus memberikan fasilitas terhadap generasi muda yang mau menggelar pertandingannya. Ada yang dibantu untuk hadiah piala juara I, II dan III beserta hadiah uang. Ada juga yang difasilitasi hingga trophy bergilirnya. Bahkan ada pula pelaksanaan turnamennya diberi dukungan nyata.
“Sebagai Anggota DPD RI, Leonardy terus berupaya memberikan dukungan terhadap pengembangan olahraga. Karena salah satu prioritas penggunaan dana desa itu adalah untuk membangun sarana dan prasarana olahraga di tingkat desa/nagari. Bisa diselaraskan dengan program membangun stadion mini dari Kementerian Pemuda dan Olahraga,” ujarnya.
Para pemuda ini pun didorong Leonardy untuk memanfaatkan momen pelaksanaan turnamen ini untuk mengasah potensi dirinya menjadi event organization. Mereka harus mampu menjadikan ajang tersebut untuk sosialisasi diri, melatih kepekaan intuisi bisnis sambil berkegiatan sosial bersama teman-temannya. Dan Alhamdulillah mereka yang mampu menerapkannya, telah berulangkali melaksanakan turnamen dengan memperebutkan piala bergilir dari Anggota DPD RI H. Leonardy Harmainy Dt. Bandaro Basa. (*)